Selamat datang di blog dodi rullyanda, pada kesempatan kali ini saya memposting tugas mata kuliah "Perkembangan Peserta Didik" dengan judul HUKUM-HUKUM PERKEMBANGAN Perkembangan Peserta Didik, mata kuliah pada semester 4 ini. bagi yang kuliah dengan jurusan PGSD mungkin akan bertemu mata kuliah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perkembangan
anak adalah bertambahnya kemampuan(skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari
pematangan. Di sini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel
tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem yang berkembang sedemikian rupa
per- kembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi
dengan lingkungannya.
Aspek– aspek
perkembangan individu meliputi fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral
dan agama. Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan sebelum lahir dan
pertumbuhan setelah lahir. Intelektual (kecerdasan) atau daya pikir merupakan
kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situas baru atau lingkungan
pada umumnya. Sosial, setiap individu selalu berinteraksi dengan lingkungan dan
selalu memerlukan manusia lainnya. Emosi merupakan perasaan tertentu yang
menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Bahasa merupakan kemampuan
untuk berkomunikasi dengan yang lain. Moralitas merupakan kemauan untuk
menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral. Agama
merupakan kepercayaan yang dianut oleh individu.
Untuk
efisiensi waktu , maka penulis membatasi penulisan ini pada perkembangan anak
khususnya siswa fase remaja . Karena Masa remaja merupakan segmen
kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa
transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
Penjelasan Prinsip-prinsip Perkembangan?
2.
Bagaimana
penjelasan Hakikat Pengalaman Belajar?
3.
Bagaimana
kaitan perkembangan dengan pengalaman belajar?
C.
Tujuan
Penulisan Makalah
1.
Memahami
Prinsip-prinsip Perkembangan.
2.
Memahami
Hakikat Pengalaman Belajar.
3.
Memahami
kaitan perkembangan dengan pengalaman belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PRINSIP
DASAR PERKEMBANGAN
Caril
getswicki (1995) mengemukakan prinsip dasar perkembangan.
1.
Dalam
perkembangan terdapat urutan yang dapat diramalkan. Pemahaman tentang perilaku
yang seharusnya terjadi berikutnya, akan membantu para praktis untuk mengenal
perkembangan yang khusus dan menantang fase berikutnya yang semestinya.
2.
Perkembangan
pada suatu tahap merupakan landasan bagi perkembangan berikutnya. Suatu
perkembangan tidak akan mungkin terjadi berkesinambungan dengan baik bila anak
didorong untuk melampaui atau secara tergesa-gesa menjalani tahap-tahap awal.
Anak harus diberi waktu sesuai dengan mereka butuhkan sebelum berlanjut pada
tahap berikutnya.
3.
Dalam
perkembangan terdapat waktu-waktu yang optimal. Waktu-waktu yang menunjukkan
kesiapan harus dikenai melalui pengamatan yang cermat. Proses belajar akan terjadi dengan sangat mudah pada
saat yang optimal. Setiap pengajaran tidak akan menjadikan proses belajar
dengan mudah sebelum mencapai kesiapan.
4.
Perkembangan
merupakan hasil interaksi faktor-faktor biologis (kematangan) dan faktor-faktor
lingkungan (belajar). Kematangan merupakan prasyarat munculnya kesiapan untuk
belajar lingkungan menentukan arah perkembangan.
5.
Perkembangan
maju berkelanjutan merupakan kesatuan yang saling berhubungan dengan semua
aspek-aspek (fisik, kognitif, emosional, sosial) yang saling mempengaruhi.
6.
Setiap
individu berkembang sesuai dengan waktunya masing-masing.
7.
Perkembangan
berlangsung dari yang sederhana kepada yang kompleks.
Penelitian sutterly dan
donnely mengenai proses pertumbuhan menghasilkan sepuluh prinsip dasar
pertumbuhan. Beberapa prinsip diantaranya ada yang menunjukkan kesamaan dengan
yang diatas.
1.
Perubahan
adalah kompleks dan semua aspek-aspeknya berhubungan sangat erat
Perubahan semua dimensi pertumbuhan terdapat saling
keterhubungan yang dinamis untuk dapat
mengoseptualisasikan perkembangan manusia secara seksama, kita harus menyadari
lingkup yang luas dari berbagai proses dan transformasi yang dapat terjadi
secara simultan pada seseorang individu. Sebagai contoh kompleksnya pertumbuhan
ialah anak yang gagal untuk tumbuh karena kurangnya curahan kasih sayang dari ibunya. Hal ini menjelaskan bahwa faktor
emosional merupakan bagian yang intergral dari proses pertumbuhan.
2.
Pertumbuhan
mencakup hal-hal kuantitatif dan
kualitatif
a.
Perubahan-perubahan
terjadi secara berangsur-angsur dan ada yang melalui pergantian sehingga
memungkinkan tumbuh kita untuk tetap bertahan. Pertumbuhan terjadi secara berangsur-angsur
mengimbangi bagian-bagian yang hilang agar dapat tetap berinteraksi dengan
lingkungan. Misalnya, anak tumbuh secara berangsur baik tinggi maupun berat
badannya, ia bertahan tumbuh walaupun ada bagian-bagian yang terbuang dan
hilang dalam bentuk urine, kotoran, keringat pada kulit, oksidasi pada
paru-paru dan penggantian sel-sel yang rusak. Kejadian-kejadian itu
menggambarkan fakta bahwa organisme adalah suatu konfigurasi yang terus-menerus
berubah agar dapat terus bertahan.
b.
Pertumbuhan
terus terjadi melalui perkembangan dan integrasi sel dan jaringan yang berbeda.
Dengan kapasitas fungsional khusus untuk aktivitas internal dan tidak tampak.
c.
Kematangan
adalah proses pertumbuhan yang mengubah organisme dalam arti mengganti dan
menolak apa yang telah dipelajari dan diperoleh sebelumnya untuk dapat
menggantikanya atau menyesuaikannya dengan fungsi atau proses yang baru yang
lebih sesuai dengan ukuran, bentuk dan fungsi yang sedang tumbuh dan
kapasitas-kapasitas lainnya yang sedang tumbuh dan kapasitas lainnya yang
sedang berkembang.
3.
Pertumbuhan
adalah proses yang berkesinambungan dan terjadi secara teratur.
Semua dimensi pertumbuhan
terjadi secara teratur dan dalam urutan
yang dapat diramalkan. Walaupun prosesnya terjadi secara reguler dan teratur
hasilnya tidak seragam. Fase-fase perkembangan manusia terjadi penggandaan
sel-sel (yang disebut incermal growth)
dan berlanjut dengan adanya perbedaan-perbedaan. Khususnya menjadi sangat perlu
demi ketahanan sel-sel yang tumbuh secara cepat pertumbuhan berlanjut dalam dan
melalui sel-sel yang berbeda-beda serta membangkitkan jaringan-jaringan dari
sistem organ.
Karena pertumbuhan merupakan
proses yang berkesinambungan dan teratur, kita dapat mengenal pola pertumbuhan
bagi kebanyakan anak. Setiap anak (kecuali yang mengalami kelainan) bergerak
melalui tahap-tahap yang sama dengan karakteristik yang manusiawi. Tahap-tahap ini
dihubungkan dengan aspek-aspek pertumbuhan seperti pengukuran fisik,
perkembangan organ-organ dan kematangan fungsi perilaku. Keteraturan pola
perkembangan dari konsepnya jelas. Kematangan struktur dan badan dari berbagai urutan akan berfungsi dengan
karakteristik tertentu yang memungkinkan seseorang berinteraksi dengan
lingkungannya. Karena itu pola perilaku yang dihasilkan akan muncul dalam
urutan akan berfungsi dengan lingkungannya. Karena itu pola perilaku yang
dihasilkan akan muncul dalam urutan yang teratur, misalnya dalam perkembangan
motorik berlangsung sesuai dengan struktur perkembangan fisik melalui rangkaian
perubahan-perubahan yang terjadi pada kematangan otot-otot, saraf dan
organ-organ. Whipple (1966) mengatakan bahwa perkembangan pada mata- tangan-
mulut merupakan koordinasi dalam melihat, meraba, menjangkau dan menjajagi
objek-objek. Urutan-urutan normatif seperti itu terjadi pula pada perkembangan
kognitif, sosial dan psiko seksual. Karena perkembangan itu berkesinambungan ,
dari tahap yang satu akan beralih dengan berpengaruh pada tahap berikutnya.
4.
Pada
pertumbuhan dan perkembangan terdapat keteraturan arah
Pada awal pertumbuhan bayi
pada manusia, seperti juga spesies binatang, tunbuhan bagian kepala yang
kompleks dan besar sedangkan pada masa pertumbuhan bayi yang pesat terdapat
pada bagian badan, sedangkan pada masa kanak-kanak pertumbuhan yang pesat
terdapat pada bagian kaki.
Penguasaan bayi mengenal
mata dan kepalanya diperoleh pada tiga bulan pertama sejak kelahirannya, tiga
bulan kedua penguasaan pada bagian atas dan tangan, tiga bulan ketiga pada
bagian-bagian bawah. Gerakan kaki pada tiga bulan keempat. Pada urutannya itu
dapat dilihat gerakan motorik dari kepala sampai kekaki.
Perkembangan lain terjadi
pada simetri kiri dan kanan yang disebut perkembangan bilateral.
5.
Tempo
pertumbuhan tidak sama
Pada setiap anak terdapat
variasi umur dalam mencapai jenjang-jenjang pertumbuhan karena kecepatan
menjalani kehidupan antara seorang dan lainnya berbeda, walaupun setiap orang
melalui jalan yang sama. Anak yang telah berkembang secara berkelanjutan sejak
masa konsepsi, mengalami instrupsi pada masa kelahiran dan kehilangan berat
badan, secara berangsur bertambah ukuran/besar dan beratnya. Pemberian makan
yang tidak memadai dan tidak semestinya akan memperlambat pertumbuhan serta
mungkin akan mengalami kesulitan asimilasi dan mencerna bahan makanan.
Pertambahan berat badan yang terjadi secara teratur merupakan salah satu
indikasi terjadinya perkembangan yang normal tetapi itu bukan satu-satunya.
Dalam menggunakan setiap
ukuran tentang pertumbuhan dan kematangan fisiologis. Variasi pada anak-anak
yang seusia. Setiap anak secara individual mempunyai pola pertumbuhan
sendiri-sendiri. Meskipun pertumbuhan sama dengan anak yang lain waktu
terjadinya pertumbuhan akan sangat individual.
6.
Aspek-aspek
yang berada dari pertumbuhan berkembang pada waktu dan kecepatan yang berbeda.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa berbagai bagian tubuh tumbuh pada waktu dan kecepatan yang berbeda serta
mencapai titik maksimal pertumbuhan yang berbeda dari seluruh siklus kehidupan.
Dibandingkan dengan ukuran
bagian badan lainnya, kepala bayi yang baru lahir lebih besar. Hal ini
menunjukkan bahwa pertumbuhan kepala lebih pesat pada masa sebelum lahir
(pra-natal). Selama tahun pertama pada saat pertumbuhan tulang belakang
mendominasi, anak menjadi nampak bulat dan gemuk. Pada saat anak mulai belajar
berjalan kepala dan badannya yang masih berat dan menyebabkan anak kelihatan
pendek. Setelah tahun pertama kakinya tumbuh lebih cepat dari pada bagian tubuh
yang lain, sebagian lemak menghilang. Penampilan anak pra-sekolah nampak kecil.
7.
Kecepatan
dan pola pertumbuhan dapat dimodifikasi pleh faktor-faktor intrinsik dan ekstrinsik
Faktor yang paling jelas
mempengaruhi pertumbuhan adalah nutrisi. Selain mempengaruhi kecepatan
pertumbuhan, nutrisi ini mempengaruhi pencapaian kedewasaan. Anak yang makannya
tidak bergizi dapat diransang untuk mempercepat pertumbuhannya dengan memperbaiki
gizinya. Dalam keadaan kelaparan, pertumbuhan dapat terhambat dan puber akan
tertunda, tetapi bila kelaparan itu berakhir dengan memakan makanan yang
semstinya, pertumbuhan akan berlangsung semestinya pula. Dapat tidaknya
seseorang mencapai kurva pertumbuhan normal bergantung pada jangka waktu dan
keparahan malnutrisi yang dialaminya. Pertumbuhan dipengaruhi pula oleh
kesehatan fisik dan lingkungan.
Pertumbuhan, kesehatan dan
kemampuan mental dapat pula dipengaruhi oleh pengaruh-pengaruh nutrisi awal. Di
daerah-daerah terbelakang dan serba kekurangan pertumbuhan bukan hanya sekedar
lambat pada masa anak dan remaja tetapi angka kematian anak dapat tinggi pula,
termasuk faktor emosional juga mempengaruhi pertumbuhan. Faktor-faktor instrinsik yang disebutkan di atas sangat
mempengaruhi proses pertumbuhan yang terjadi pada saat seluruh siklus
kehidupan.
Dr. Winick telah
mendemonstrasikan bahwa pemecahan sel akan berhenti pada waktu yang sama baik
pada anak yang nutrisinya baik maupun tidak baik nutrisinya. Malnutrisi
berpengaruh langsung terhadap cara pertumbuhan otak. Bila anak yang baru lahir
menderita kekurangan makanan (ASI atau penggantinya) secara serius pada enam bulan
pertama, pemecahan sel akan lebih terlambat 20% dari pada semestinya. Bayi yang
secara serius mengalami kekurangan nutrisi akan memliki 20% lebih sedikit
(kekurangan) sel-sel otaknya dibandingkan dengan yang normal.
8.
Pada
pertumbuhan dan perkembangan terdapat masa-masa kritis
Pada siklus kehidupan yang
dilalui seseorang individu mungkin menghadapi masa-masa sulit. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa berbagai gangguan yang terjadi pada suatu tahap perkembangan
anak menghasilkan akibat yang sama, tetapi gangguan yang terjadi pada tahap
perkembangan yang berbeda akan menyebabkan akibat yang sangat berbeda.
Misalnya, virus rubella atau virus lainnya yang mematikan bila menyerang wanita
hamil pada trimester pertama bisa berakibat fatal. Virus yang sama bisa
menyerang wanita hamil pada bulan kedelapan mungkin tidak berakibat apa-apa
atau hanya sedikit saja akibatnya.
Dr. Winick secara lebih
khusus menekankan bahwa 45 bulan pertama merupakan masa pertumbuhan yang paling
kritis, karena pertumbuhan otak, yang berkembang paling pesat selama dirahim,
akan berlanjut setelah lahir dengan masa transisi pada saat sel membelah dan
sel yang telah ada mulai tumbuh besar.
9.
Pada
suatu organisme ada kecenderungan untuk mencapai potensi perkembangan yang
optimal
Meskipun potensi pertumbuhan
seseorang banyak dipengaruhi oleh genetik, pertumbuhan anak yang nyata secara
individual ditentukan oleh potensi genetika maupun kondisi lingkungan.
10. Setiap individu tumbuh caranya sendiri yang unik
Walaupun bayi-bayi itu
nampaknya sama, namun sebenarnya pada mereka terdapat perbedaan. Disamping
perbedaan warna mata dan rambut, terdapat pula perbedaan telapak kaki, sidik
jari dan suara yang sangat individual. Bentuk jarak dan waktu tumbuhnya gigi
menunjukkan pola yang individual pula.
B. HAKIKAT
PENGALAMAN BELAJAR
Belajar yang didefinisikan
sebagai perubahan prilaku, mencakup pertumbuhan afektif, motorik, dan kognitif
yang tidak dihasilkan oleh sebab-sebab lain. Misalnya, perilaku yang berubah
karena kelelehan, obat-obatan atau kematangan, tidak dianggap sebagai belajar.
Telah banyak upaya dilakukan
untuk mengintegrasikan berbagai teori belajar agar lebih memahami tentang cara
manusia belajar, diantaranya dikemukakan oleh bandura (1969). Bandura
menjelaskan sistem pengadilan perilaku yaitu :
1.
Stimulus
control.
Banyak perilaku manusia yang
muncul dibawah pengendalian langsung dari peristiwa-peristiwa stimulus
eksternal. Kegiatan-kegiatan refkleksi seperti bersin, bernafas, mengedipkan
mata. Di kuasai oleh stimulus eksternal. Banyak pula perilaku manusia yang
tadinya tidak berada dibawah pengendalian stimulus eksternal menjadi terkendali
seperti yang diikondisikan.
2.
Outcome
control
Banyak perilaku manusia yang
dilakukan ditentukan untuk mencapai hasilnya. Bila orang bekerja untuk memperoleh
ketenaran, kebahagiaan dan persahabatan maka dapat dikatakan bahwa perilakunya
itu dikendalikan oleh hasil yang akan dicapai.
3.
Symbolic
Control
Suatu hal yang lebih penting
lagi, mengenai perilaku manusia ialah pertimbangan dalam situasi-situasi tertentu
perilaku itu dikendalikan oleh ransangan dari luar maupun hasil yang dicapai.
Perilaku-perilaku tersebut menurut bandura berada dibawah pengendalian
simbolik.
Kebanyakan perilaku kita
dikendalikan secara simbolis oleh rangsangan eksternal oleh hasil-hasil yang
diharapkan.
Beberapa ide umum tentang
pengalaman belajar.
1.
Keterlibatan
dalam pengalaman belajar merupakan pengaruh yang amat penting terhadap
pembelajaran
2.
Suasana
yang bebas dan penuh kepercayaan akan menunjang kehendak peserta didik untuk mau
melakukan tugas sekalipun mengadung resiko.
3.
Pengarahan
strategi yang mendalam dapat dipergunakan namun sangat tergantung kepada
beberapa aspek, misalnya usia, kematangan, kepercayaan dan penghargaan terhadap
orang lain.
4.
Pada
umumnya pembelajaran cenderung berpengaruh pada hal-hal khusus, seperti
menghargai pendapat orang lain, mampu menilai yang bagus.
5.
Terdapat
banyak sekali pengaruh-pengaruh yang dapat dipelajari sebagai sebaik mungkin
dengan melalui beberapa model, yaitu belajar atau pengajar atau guru yand dalam
berbagai hal menyatukan pengaruh, sedangkan para peserta didik berusaha mencoba
menurunya.
C. KAITAN
PERKEMBANGAN DENGAN PENGALAMAN BELAJAR
Pengalaman belajar seseorang
sangat erat kaitannya dengan gaya belajar, cara belajarnya yang dipengaruhi oleh
berbagai variabel, yaitu faktor fisik, emosional, sosiologis dan lingkungan.
Sebagian orang misalnya hanya dapat belajar dengan baik dalam ruangan yang
sejuk, sedangkan yang lain akan mengatuk bila sejuk. Lebih menghargai ruangan
yang hangat untuk belajar. Sebagian orang memerlukan musik sebagai latar
belakang, sedangkan yang lain tidak dapat konsentrasi kecuali dalam ruangan
yang sepi. Ada orang-orang belajar paling baik secara berkelompok sedangkan
lainnya hanya dapat bekerja sendiri karena lebih efektif.
Pada awal pengalaman belajar
langkah pertama yang perlu dilakukan ialah mengenali modalitas kita visual,
yaitu bagaimana menyerap informasi dengan mudah. Apakah modalitas kita visual,
yaitu belajar melalui apa yang dilihat : apakah auditorial yaitu belajar
melalui apa yang dengar : ataukah kinestetik yaitu belajar melalui gerak dan
sentuhan. Walaupun masing-masing dari kita belajar dengan menggunakan ketiga
modalitas itu pada tahap tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada salah
satu diantara ketiganya (bobbi de porter, 1992).
Michael Grinder (1991) telah
mengajarkan gaya-gaya belajar dan mengajar kepada banyak instruktur. Menurut
Grinder, dalam setiap kelompok terdiri dari tiga puluh murid, sekitar dua puluh
orang mampu belajar secara efektif dengan cara visual auditorial dan
kinestetik, sehingga mereka tidak memerlukan perhatian khusus.
Sedangkan dari sisanya yaitu
delapan orang, sekitar enam orang memilih satu modalitas belajar dengan sangat
menonjol melebihi dua modalitas lainnya. Sehingga setiap saat mereka harus
selalu berusaha keras untuk memahami perintahm kecuali jika perhatian khusus
diberikan kepada mereka disesuaikan dengan modalitasnya masing-masing. Dua
orang lainnya mempunyai kesulitan belajar karena sebab eksternal.
Salah satu keterampilan yang
harus dimiliki guru dalam mengajar telah kemampuannya untuk mengajar secara
bervariasi, sehingga murid-murid dengan karakteristik yang berbeda dapat
mengikuti pelajaran dengan sebaik-baiknya. Sebuah pepatah Cina Kuno yang
diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, bunyinya:
Saya mendengar, maka saya lupa,
saya melihat, maka saya ingat,
saya melakukan, maka saya memahami.
Pepatah tersebut sejalan
dengan modalitas yang telah dimukakan yaitu bahwa murid mempunyai gaya belajar
yang berbeda-beda : visual, auditorial atau kinestetis.
BAB
III
PENUTUP
Dalam perkembangan manusia terdapat hukum-hukum yang
diperoleh melalui penelitian, kajian teori dan praktek. Carol Getswicki (1995)
mengemukakan bahwa:
1.
Dalam
perkembangan terdapat urutan yang dapat diramalkan.
2.
Perkembangan
pada suatu tahap merupakan landasaran bagi perkembangan berikutnya.
3.
Dalam
perkembangan terdapat waktu-waktu yang optimal.
4.
Perkembangan
itu maju berkelanjutan dan semua aspek-aspeknya merupakan kesatuan yang saling
mempengaruho.
5.
Perkembangan
itu maju berkelanjutan dan semua aspek-aspeknya merupakan kesatuan yang saling
mempengaruhi.
6.
Setiap
individu berkembang sesuai dengan waktunya masing-masing.
7.
Perkembangan
berlangsung dari yang sederhana kepada yang kompleks, dari yang umum ke yang
khusus.
Menurut Sutterly Donnely
(1973) terhadap 10 prinsip dasar pertumbuhan diantaranya :
1.
Pertumbuhan
adalah kompleks, semua aspek-aspeknya berhubungan sangat erat.
2.
Pertumbuhan
mencakup hal-hal kuantitatif dan kualitatif.
3.
Pertumbuhan
adalah proses yang berkesinambungan dan terjadi secara teratur.
4.
Pada
pertumbuhan dan perkembangan terdapat keteraturan arah.
5.
Tempo
pertumbuhan tiap anak tidak sama.
DAFTAR
PUSTAKA
Sumantri, Mulyani. 2009. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka
EmoticonEmoticon