Wednesday, March 4, 2015

Karakteristik Karya Ilmiah

Pada postingan yang lalu adalah Hakikat Karya Ilmiah, nah sekarang kita lanjut pada pembahasan selanjutnya yaitu tentang  Karakteristik Karya Ilmiah, Semoga bermanfaat.


A. Aspek-aspek untuk menentukan karakteristik Karya Ilmiah

    Karakteristik karya ilmiah dapat dikenal dari berbagai aspek, seperti struktur penyajian, komponen dan substansi karya ilmiah, sikap penulis, dan bahasa. jika dikaji baik-baik, semua tulisan akan mengandung keempat aspek tersebut. Setiap tulisan mempunyai struktur/ alur penyajian sendiri-sendiri, komponen dan substansi yang menjadi fokus pembahasan, serta penggunaan bahasa yang khas. Disamping itu, dalam setup karya tulis akan tercermin sikap penulis terhadap substansi yang dikajinya.

B. Struktur Penyajian Karya Ilmiah
   Secara garis besar, struktur penyajian sebuah karya ilmiah terdiri atas bagian pendahuluan, pokok pembahasan, dan penutup. pengantar atau yang sering disebut pendahuluan dapat berupa latar belakang yang menggambarkan pentingnya topik yang akan dibahas, tujuan penulisan, dan mungkin juga ruang lingkup penulisan. Luas cakupan bagian pembuka atau pendahuluan ini bervariasi sesuai dengan jenis karya ilmiah yang ditulis. Ada bagian pendahuluan yang terdiri dari satu atau dua paragraf, dan pula yang terdiri dari satu bab yang dibagi-bagi menjadi lagi menjadi subtopik. Karakteristik ini tentu berbeda  dari karya nonilmiah, seperti berita di koran, cerita pendek, novel atau tulisan lainnya.
    Memang struktur penyajian seperti di atas, merupakan ciri khas struktur penyajian karya ilmiah. Karya ilmiah tidak mungkin mulai dengan bagian tengah, bagian yang menarik atau bagian inti, dan tentu saja tidak mungkin mulai dengan bagian simpulan. ia harus mulai dengan suatu pembuka yang biasanya dapat berupa latar belakang yang biasa diambil dari situasi atau masalah yang erat kaitannya dengan topik yang akan dibahas. dari bagian inilah penulis berangsur-angsur mengemukakan topik yang akan dibahasnya.
    Bagian inti atau pokok pembahsan sebuah karya ilmiah merupakan bagian yang paling besar dalam sebuah karya ilmiah. tergantung dari luasnya masalah yang dibahas atau jenis karya ilmiah yang ditulis, bagian pembahasan ini dapat sangat panjang dan dapat pula cukup singkat. Skripsi, tesis, dan disertasi mungkin mencantumkan beberapa bab yang dapat dikelompokkan sebagai bagian inti, sedangkan artikel ilmah mungkin mencantumkan beberapa sub topik.  Namun yang jelas, bagian inti atau pokok pembahsan ini memberi kesempatan kepada penulis untuk memaparkan proses kajian/ penelitian yang dialakukan, pembahasan mengenai hasil penelitian tersebut.
    Tentu dalam hal ini termasuk bagian teori yang digunakan sebagai rujukan dalam melakukan kajian semi dalam memberikan argumentasi untuk mempertahankan pendapatnya.. Bagi pembaca bagian ini merupakan bagian paling penting untuk mengetahui secara terperinci proses gagasan yang disamapaikan.
     Bagian penutup merupakan bagian akhir dari sebuah tulisan. Seperti halnya pada bagian pendahuluan dan bagian inti, bagian penutup sebuah karya ilmiah juga mempunyai struktur sajian yang khas, yang berbeda dari bagian penutup jenis tulisan lain. sebuah karya ilmiah biasanya ditutup dengan simpulan dan harapan atau rekomendasi atau tindak lanjut. Semua ini merupakan simpulan kajian peserta terhadap topik atau masalah yang disajikannya, serta tindak lanjut yang diharapkan terjadi berdasarkan simpulan tersebut. Berita atau cerita pendek tidak selalu menutup berita atau ceritanya dengan simpulan dan rekomendasi.

C. Komponen dan Substansi Karya Ilmiah
    Sebuah karya ilmiah yang paling sederhana seperti makalah, biasanya paling tidak harus memuat daftar pustaka atau daftar rujukan yang digunakan oleh penulis sebagai rujukan dalam mengungkapkan topik/ masalah dan dalam memberikan argumentasi. Karya ilmiah ayng berupa artikel, lebih-lebih yang akan dipublikasikan menuntut adanya Abstrak (saripati tulisan) yang dimuat setelah judul artikel dan nama penulis. Karya ilmiah yang berupa laporan penelitian juga mencantumkan lampiran untuk mendukung laporan tersebut. Karya ilmiah berupa skripsi, tesis, dan disertasi dilengkapi dengan beberapa komponen lain, seperti abstrak, daftar gambar dan tabel, ucapak terima kasih (kata pengantar), dan tentu saja daftar pustaka dan lampiran.
    Substansi atau materi bahasan karya ilmiah dapat mencakup segala bidang dari yang paling kecil/ sederhana ke yang paling besar/ kompleks, dari lumut sampai pesawat terbang ruang angksa,. Oleh karena bidangnya demikian luas, substansi karya ilmiah pada umumnya dikelompokkan sesuai dengan disiplin ilmu, Sejalan dengan pemikiran ini, ada karya ilmiah yang berkaitan dengan ilmu-ilmu sosial (termasuk di dalamnya bidang pendidikan, pengetahuan sosial, dan ekonomi). Ilmu-ilmu eksakta, seperti matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan seni. Khusus untuk artikel ilmiah dapat anda cari dalam jurnal bidang ilmunya, misalnya Jurnal Ilmu Pendidikan, Jurnal Hukum, Jurnal Ekonomi Pembangunan, dan Buletin Ilmu Peternakan dan Perikanan. Dengan membaca berbagai artikel ilmiah, terutama yang relevan dengan bidang ilmu yang ditekuni, Anda akan mempunyai modal dasar untuk menulis karya ilmiah. Dengan banyak membaca khasanah pengetahuan Anda akan menjadi luas sehingga jika Anda ingin menulis, bekal yang Anda meliki sudah cukup memadai.

D. Sikap Penulis Dalam Karya Ilmiah
    Salah satu ciri karya ilmiah adalah bersifat objektif. Ini berarti penulis berusaha menyajikan tulisannya berdasarkan fakta dan data yang cukup kuat atau selalu mendukung argumentasi yang disajikannya dengan berbagai teori yang telah diakui kebenarannya atau pengalaman empiris yang diakui kalangan luas.
     Penulis karya ilmiah harus mampu mengendalikan diri. Dia tidak dapat memutarbalikkan fakta  karena dia harus menyajikan masalah/ topik sesuai dengan kenyataan. Sikap penulis ini, tercermin dalam gaya bahasa karya ilmiah yang bersifat impersonal, yang ditandai dengan banyak menggunakan bentuk pasif dan tidak menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua, yang semuanya memberikan kesan bahwa penulis mengambil jarak dari tulisannya. Penggunaan ragam bahasa resmi atau formal membantu penulis untuk menampilkan sikap ini.
     Penulis menyajikan hal-hal yang diakui kebenarannya oleh orang banyak atau penulis terdahulu. Tebtu saja dengan mengutip pendapat atau fakta dari orang lain seperti itu seperti itu, berarti penulis memang setuju dengan pendapat atau fakta yang dikutipnya, Namun tanda kesetujuan itu tidak tersurat di dalam tulisannya. Perhatikan pula bentuk pasif yang banyak digunakan dalam kutipan tersebut, dan tidak adanya kata ganti orang pertama, seperti saya atau Anda, yang digunakan.

E. Penggunaan Bahasa
    Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah ragam bahasa tulis baku. Ragam bahasa tulis baku dapat dilihat dari kata/ istilah dan kalimat yang digunakan. Kata/ istilah yang digunakan adalah kata/ istilah dengan makna yang tepat. Satu istilah atau kata dikatakan baku jika pembentukannya dan cara penulisannya sesuai dengan kaidah pembentukan kata/ istilah Bahasa Indonesia. Untuk keperluan ini Anda perlu memeriksa Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Contoh.

Kata/ Istilah/ Idiom Baku
Kata/ Istilah/ Idiom Tidak Baku
Konkret
Konkret
Sistem
Sistim
Mengubah
Merubah
Pada saat
Di saat
Disebabkan oleh
Disebabkan karena
 
Sumber : Wardani, dkk. 2008. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Universitas Terbuka

Artikel terkait :

1 comments so far

This comment has been removed by the author.


EmoticonEmoticon