A. Pengertian Karya Tulis Ilmiah
Karya tulis ilmiah terdiri dari kata majemuk karya tulis dan ilmiah. yang dimaksudkan dengan karya tulis adalah hasil dari suatu kegiatan menulis. Hasil karya tulis ini dapat berupa makalah, cerpen, skripsi, tesis, novel, dan lain-lain. Yang dimaksud dengan ilmiah adalah segala sesuatu yang bersifat keilmuan.
Ilmu adalah adalah pengetahuan yang telah teruji kebenarannya melalui
metode-metode ilmiah. Dari kedua kata di atas, dapat dirumuskan bahwa
yang dimaksud dengan karya tulis ilmiah adalah karya tulis yang disusun
secara sistematis menurut kaedah-kaedah tertentu berdasarkan hasil
berpikir karya ilmiah dan metode ilmiah.
Berdasarkan perngertian di atas, yang dapat dikategorikan sebagai karya
tulis ilmiah adalah makalah, skripsi, tesis, disertasi, dan laporan
penelitian. Hal ini disebabkan karena karya tulis tersebut dikembangkan
dengan menggunakan metode ilmiah. Makalah merupakan karya tulis ilmiah
yang ditulis untuk memenuhi tugas-tugas perkuliahan atau untuk seminar.
Penelitian ilmiah merupakan karya tulis yang lebih ditujukan untuk
mengembangkan ilmu atau menguji kebenaran ilmu ( teori ). Skripsi,
tesis, disertasi, dan laporan penelitian merupakan karya tulis sebagai
hasil dari suatu penelitian. Skripsi, tesis, dan disertasi ditulis pada
akhir program suatu studi untuk mendapatkan gelar keserjanaan oleh
mahasiswa setingkat S,1. Tesis ditulis untuk meraih gelas S.2. Dan
disertasi ditulis untuk memperoleh gelar doktor oleh mahasiswa setingkat
S.3.
Penulis karya
ilmiah adalah orang yang telah memiliki ilmu pengetahuan ( ilmuan ).
Sekurang-kurangnya, ia memiliki pengetahuan dalam bidang yang
ditulisnya. Oleh karena penulis karya ilmiah adalah seorang ilmuan,
kepadanya dituntut untuk memiliki sifat terbuka, jujur, kritis,
teliti, tidak mudah percaya sebelum ada pembuktian, tidak cepat putus
asa, tidak cepat merasa puas dengan pekerjaan atau hasil karyanya.
Sifat-sifat di atas oleh Nana Sujana (1984: 4) disebut dengan sikap
ilmiah. Yang dimaksud dengan keterbukaan adalah bersedia menerima umpan
balik dari orang lain, baik dapalam bentuk yang menyenangkan ataupun
menyakitkan. Tidak selamanya karya tulis seorang ilmuan diterima oleh
pembaca. Pemahaman yang pro dan kontra selalu mengiringi karya itu.
Apapun pendapat pembaca terhadap karya tulis itu penulis harus
menerimanya. Berdasarkan masukan tersebut, dengan kritis penulis mencoba
menganalisisnya. Masukan ini sangat besar artinya untuk menyempurnakan
karya tulis yang ada, atau karya tulis yang akan muncul.
Ilmu dimulai dari ketidak tahuan menjadi tahu, dari keragu-raguan menjadi yakin. Filsafat keilmuan adalah filsafat epistemologi, yaitu selalu mencari tahu, selalu berusaha menjawab pertanyaan "apa" dan "bagaimana". Seorang ilmuan harus memiliki sifat keingin tahuan yang besar.ia tidak mudah percaya begitu saja dengan apa yang didengar, dilihat, atau dibacanya begitu saja. Sebelum diterima, informasi itu harus dibuktikan kebenarannya. Pembuktian secara empiris didasarkan pada fakta-fakta yang dapat diamati. sekiranya informasi itu sesuai dengan fakta yang ada barulah informasi itu dapat diterima.
Kegiatan berpikir ilmiah dimulai dari suatu masalah. Kemampuan mereaksi terhadap masalah inilah yang menentukan ilmiah tidaknya kegiatan berpikir yang dilakukan. Berpikir ilmiah tidak dapat dilepaskan dari berpikir deduktif dan induktif, berpikir deduktif sering juga disebut dengan berpikir rasional. Dalam berpikir deduktif kesimpulan dari suatu masalah ditarik dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang bergerak dari pernyataan umum ke pernyataan khusus. Contoh klasik yang sering dikemukakan adalah tentang pemuaian dan zat padat (logam). Bila dalam pernyataan umum dikemukakan bahwa setiap zat padat logam bila dimanaskan akan memuai. Dalam kenyataan benda-benda seperti besi, seng, emas, perak, dan kuningan termasuk benda padat jenis logam, maka pernyataan khusus (kesimpulan) yang dapat dikatakan bahwa besi, seng, emas, perak, dan kuningan akan memuai bila dipanaskan.
Berpikir induktif merupakan kebalikan dari berpikir deduktif. Berpikir induktif sering juga disebut dengan berpikir empiris. Dalam hak ini, keterandalan data dan fakta secara kuantitatif dan kualitatif sangat besar peranannya untuk menarik kesimpulan. Kesimpulan yang diperoleh dari berpikir induktif adalah kesimpulan yang ditarik dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang bergerak dari pernyataan khusus ke pernyataan umum. Sebagai contoh dapat dikemukakan kebalikan contoh di atas. Kalau dalam pernyataan khusus dikemukakan bahwa besi, seng, emas, perak dan kunignan akan mema\uai bila dipanaskan. Besi, seng, emas, perak, dan kuningan adalah zat padat jenis logam, maka dalam pernyataan umum (kesimpulan) dapat dikemukakan bahwa setiap zat padat logam akan memuai jika dipanaskan.
Sehubungan denga ini Nana Sudjana (1988: 5) mengemukakan bahwa proses berpikir ilmiah selalu menempuh langkah-langkah tertentu yang disangga oleh tiga unsur pokok, yaitu (1) pengajuan masalah, (2) perumusan hipotesis, dan (3) verivikasi data. Cara berpikir terstruktur seperti inilah yang menjadi landasan metode ilmiah.
1. Karya tulis ilmiah termasuk karya tulis non sastra, seperti: berita, skripsi, tesis, disertasi, makalah, laporan penelitian, dll.
2. Karya tulis non-ilmiah termasuk karya tulis sastra, seperti: novel, cerpen, puisi, pantu, syair, drama, dll.
Sumber : Wardani, dkk. 2008. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Universitas Terbuka
Artikel Terkait :
Ilmu dimulai dari ketidak tahuan menjadi tahu, dari keragu-raguan menjadi yakin. Filsafat keilmuan adalah filsafat epistemologi, yaitu selalu mencari tahu, selalu berusaha menjawab pertanyaan "apa" dan "bagaimana". Seorang ilmuan harus memiliki sifat keingin tahuan yang besar.ia tidak mudah percaya begitu saja dengan apa yang didengar, dilihat, atau dibacanya begitu saja. Sebelum diterima, informasi itu harus dibuktikan kebenarannya. Pembuktian secara empiris didasarkan pada fakta-fakta yang dapat diamati. sekiranya informasi itu sesuai dengan fakta yang ada barulah informasi itu dapat diterima.
B. Berpikir dan Metode Ilmiah
Landasan dari metode ilmiah adalah kemampuan berpikir ilmiah, sedangkan dasar dari berpikir ilmiah adalah kemampuan otak dalam memecahkan dan menganalisis suatu masalah, berpikir ilmiah tidak sama dengan berpikir biasa. Walaupun kegiatan berpikir apapun sama-sama merupakan kegiatan mental, namun dalam berpikir ilmiah kegiatan mental itu berlangsung secara sistematis dan berdasarkan aturan-aturan tertentu dalam rangka mendapatkan ilmu pengetahuan. Tidak semua kegiatan berpikir menghasilkan ilmu pengetahuan . Hampir setiap hari manusia melakukan kegiatan berfikir, tetapi ilmu pengetahuan tidak setiap hari dihasilkan oleh orang yang berfikir tersebut. kenyataan ini menginformasikan bahwa kegiatan berpikir iolmiah berorientasi kepada ilmu pengetahuan, sedangkan berpikir yang lainnya tidak berorientasi kepada ilmu pengetahuan.Kegiatan berpikir ilmiah dimulai dari suatu masalah. Kemampuan mereaksi terhadap masalah inilah yang menentukan ilmiah tidaknya kegiatan berpikir yang dilakukan. Berpikir ilmiah tidak dapat dilepaskan dari berpikir deduktif dan induktif, berpikir deduktif sering juga disebut dengan berpikir rasional. Dalam berpikir deduktif kesimpulan dari suatu masalah ditarik dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang bergerak dari pernyataan umum ke pernyataan khusus. Contoh klasik yang sering dikemukakan adalah tentang pemuaian dan zat padat (logam). Bila dalam pernyataan umum dikemukakan bahwa setiap zat padat logam bila dimanaskan akan memuai. Dalam kenyataan benda-benda seperti besi, seng, emas, perak, dan kuningan termasuk benda padat jenis logam, maka pernyataan khusus (kesimpulan) yang dapat dikatakan bahwa besi, seng, emas, perak, dan kuningan akan memuai bila dipanaskan.
Berpikir induktif merupakan kebalikan dari berpikir deduktif. Berpikir induktif sering juga disebut dengan berpikir empiris. Dalam hak ini, keterandalan data dan fakta secara kuantitatif dan kualitatif sangat besar peranannya untuk menarik kesimpulan. Kesimpulan yang diperoleh dari berpikir induktif adalah kesimpulan yang ditarik dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang bergerak dari pernyataan khusus ke pernyataan umum. Sebagai contoh dapat dikemukakan kebalikan contoh di atas. Kalau dalam pernyataan khusus dikemukakan bahwa besi, seng, emas, perak dan kunignan akan mema\uai bila dipanaskan. Besi, seng, emas, perak, dan kuningan adalah zat padat jenis logam, maka dalam pernyataan umum (kesimpulan) dapat dikemukakan bahwa setiap zat padat logam akan memuai jika dipanaskan.
Sehubungan denga ini Nana Sudjana (1988: 5) mengemukakan bahwa proses berpikir ilmiah selalu menempuh langkah-langkah tertentu yang disangga oleh tiga unsur pokok, yaitu (1) pengajuan masalah, (2) perumusan hipotesis, dan (3) verivikasi data. Cara berpikir terstruktur seperti inilah yang menjadi landasan metode ilmiah.
C. Jenis-jenis Karya Tulis Ilmiah
D. Perbedaan antara Karya Tulis Ilmiah dengan non-Ilmiah
Secara umum :1. Karya tulis ilmiah termasuk karya tulis non sastra, seperti: berita, skripsi, tesis, disertasi, makalah, laporan penelitian, dll.
2. Karya tulis non-ilmiah termasuk karya tulis sastra, seperti: novel, cerpen, puisi, pantu, syair, drama, dll.
Sumber : Wardani, dkk. 2008. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Universitas Terbuka
Artikel Terkait :
EmoticonEmoticon