Selamat datang di blog Dodi Rulianda pada kesempatan kali ini saya memposting tentang Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak dan Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling di SD, Semoga bermanfaat.
BAB I
PENDAHUUAN
A.
Latar Belakang
Seorang
individu dalam rentang kehidupannya di dunia ini harus melalui berbagai macam
fase atau masa seiring perkembangan usia mereka. Dalam setiap fase memiliki
tugas-tugas perkembangan masing-masing, hal ini berbeda antara fase satu dengan
fase yang lainnya. Masing-masing individu dituntut untuk dapat menyelesaikan
setiap tugas perkembangannya sesuai dengan tahapan fase yang dilaluinya dan
rentang usia yang sudah ditentukan pada tiap fase tersebut.
Seorang
individu dapat dikatakan normal atau bahagia apabila ia dapat menyelesaikan
tugas perkembangannya dengan tepat waktu. Apabila individu tersebut tidak dapat
atau mengalami hambatan dalam menyelesaikan tugas perkembangannya, maka
individu tersebut akan mengalami gangguan atau ketidakbahagiaan baik dalam
aspek fisik, kognitif, emosi, sosial, maupun spiritualnya.
Untuk
menyelesaikan tugas perkembangan individu dengan tepat waktu, kita harus
memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya. Faktor
terpenting yaitu faktor heriditas dan lingkungan.
Banyak faktor yang menyebabkan existnya diri seseorang yang tidak dapat
diraba atau dipengaruhi dari luar dan begitu juga sebaliknya, lebih mudahnya
untuk mempengaruhi seseorang.
B. Rumusan Masalah
1.
Aspek-aspek apakah yang
mengalami perubahan dalam perkembangan?
2.
Apa Nativisme,
Empirisme dan Kovergensi itu dan bagaimana pengaruhnnya terhadap faktor
perkembangan?
3.
Faktor-faktor umum
apakah yang mempengaruhi perkembangan?
C. Tujuan Penulisan Makalah
1.
Menjelaskan aspek-aspek
yang mengalami perubahan dalam perkembangan.
2.
Menjelaskan Teori
Nativisme, Empirisme dan Kovergensi itu dan pengaruhnnya terhadap faktor
perkembangan.
3.
Menjelaskan faktor-faktor umum
apakah yang mempengaruhi perkembangan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Aspek Yang Mengalami Perubahan Dalam Perkembangan
Stabilitas dan perubahan juga terjadi pada berbagai
ranah, atau dimensi diri. Dan ada 3 aspek perubahan yang saling terkait dan tak
lepas dari perkembangan maupun pertumbuhan, diantaranya :
1.
Aspek Fisik
Segala yang dapat mempengaruhi domain perkembangan lainnya adalah
pertumbuhan tubuh dan otak, kapasitas
sensoris, ketrampilan motorik, dan kesehatan merupakan bagian dari perkembangan
fisik. Sebagai contoh, seorang anak yang sering mengalami infeksi telinga akan lebih lambat mengembangkan
kemampuan berbahasanya ketimbang anak yang sehat.
Proses perkembangan fisik ditandai dengan perubahan
ukuran organ fisik eksternal (tangan, kaki, badan) yang makin membesar,
memanjang, melebar, tinggi. Sedangkan perubahan internal ditandai dengan makin
matangnya sistem syaraf dan jaringan sel-sel yang makin kompleks, sehingga
mampu menaikan fungsi hormon, kelenjar maupun keterampilan motoriknya.
2.
Aspek Kognitif
Perkembangan Kognitif adalah perubahan dan stabilitas
dalam kemampuan mental, perhatian, ingatan, bahasa, pemikiran, logika, dan
kreativitas. Perkembangan kognitif berhubungan dengan meningkatnya kemampuan
berpikir (thinking), memecahkan masalah (problem Solving), mengambil keputusan
(decision making), kecerdasan (intelegence), bakat (aptittude).
Optimalisasi perkembangan kognitif sangat dipengaruhi
oleh kematangan fisiologis, terutama pada bayi dan anak. Sehingga perkembangan
kognitif makin baik dan koordinatif.
3.
Aspek Psikososial
Perkembangan psikososial adalah perubahan dan stabilitas
dalam emosi, kepribadian, dan hubungan sosial. Perkembangan inilah yang dapat
mempengaruhi fungsi fisik dan kognitif. Kecemasan menghadapi masalah misalnya,
dapat berakibat pada penurunan prestasi. Dukungan sosial dapat menolong
seseorang untuk menghadapi potensi efek negatif stres terhadap kesehatan fisik
dan mental.
Walaupun telah dipilah-pilah perkembangan fisik,
kognitif, dan psikososial, akan tetapi seseorang akan lebih dari sekedar
sekumpulan elemen-elemen yang terpisah satu dengan yang lain. Dan semua elemen
tersebut akan memberi kontribusi besar pada kepercayaan diri, dapat
mempengaruhi penerimaan sosial, pilihan kerja, dll.
B.
Teori-teori dan Faktor Pengaruh dalam Perkembangan
Telah dipaparkan manusia itu merupakan makhluk hidup yang
lebih sempurna dibandingkan dengan makhluk-makhluk hidup yang lain. Dari unsur
kehidupan yang ada pada manuia, manusia berkembang dan mengalami
perubahan-perubahan, baik dari segi fisiologis maupun dari segi psikologis.
Dalam kesempatan ini akan akan dijelaskan mengenai
faktor-faktor yang menentukan dalam perkembangan manusia ternyata terdapat
bermacam-macam pendapat para ahli, yang menimbulkan bermacam-macam teori
mengenai perkembangan manusia. Teori-teori perkembangan tersebut ialah :
1.
Teori Nativisme
Teori yang dikemukakan oleh Schopenhauer ini
menyatakan bahwa perkembangan manusia itu akan oleh faktor-faktor nativus,
yaitu faktor-faktor keturunan yang merupakan faktor-faktor yang dibawa oleh
individu sejak dilahirkan. Menurut teori ini sewaktu individu dilahirkan telah
membawa sifat-sifat tertentu, dan sifat-sifat inilah yang akan menentukan
keadaan individu yang bersangkutan.
Teori ini menimubulkan pandangan bahwa seakan-akan
manusia telah ditentukan oleh sifat-sifat sebelumnya, yang tidak dapat diubah.
Sehingga individu akan sangat tergantung pada sifat-sifat yang diturunkan oleh
orang tuanya. Jadi, teori ini dalam pendidikan menimbulkan pandangan yang pesimistis
menghadapi perkembangan manusia.
2.
Teori Empirisme
Teori yang dikemukakan oleh John Locke ini
menyatakan bahwa perkembangan Individu akan ditentukan oleh
pengalaman-pengalamannya yang diperoleh selama perkembangan individu tersebut.
Menurut teori ini individu yang dilahirkan bisa analogikan sebagai kertas yang
putih bersih yang belum ada tulisan-tulisannya. Jadi, tergantung apa yang akan
tuliskan di atasnya. Karena itu, peranan para pendidik dalam hal ini sangat
besar, pendidiklah yang akan menentukan keadaan individu itu di kemudian hari.
3.
Teori Konvergensi
Bisa dilihat dari teori nativisme dan empirisme merupakan
teori-teori yang saling bertentangan satu dengan yang lain. Natifisme sangat
menitik beratkan pada keturunan atau pembawaan, sedangkan empirisme
menitikberatkan pada lingkungan. Berhubungan dengan hal tersebut adanya usaha
untuk menggabunggakan kedua teori ini menjadi teori konvergensi.
Teori yang dikemukakan oleh William Stern ini menyatakan
bahwa perkembangan individu akan ditentukan baik oleh faktor yang dibawa sejak
lahir (faktor endogen) maupun faktor lingkungan, termasuk pengalaman dan pendidikan
(faktor eksogen.
Jadi, perkembangan individu itu akan ditentukan baik oleh
faktor pembawaan (dasar) atau faktor endogen, maupun oleh faktor keadaan atau
lingkungan atau faktor eksogen.
C.
Faktor-faktor Umum Yang Mempengaruhi Terhadap Perkembangan
Perkembangan yang terjadi pada diri seseorang, ternyata
menyangkut berbagai aspek, tidaklah masalah fisik semata. Tetapi juga berkaitan
dengan masalah kognitif, moral, agama mapun psikososial. Terjadinya
perkembangan tersebut dipengaruhi oleh :
1.
Faktor Genetika (Hereditas)
Hereditas merupakan kualitas genetik yang di warisi dari
orang tua biologis saat pertumbuhan. Bisa dimaksudkan totalitas karaktiristik
individu yang diwariskan orang tua kepada anak, atau segala potensi (baik fisik
maupun psikis) yang dimiliki individu sejak masa konsepsi sebagai pewarisan
dari pihak orang tua melalui gen – gen.
Gen inilah yang sesungguhnya yang menjadi penentu
sifat-sifat unik yang akan diturunkan seperti warna mata, warna rambut, dan
kulit. Pada saat terjadinya pembuahan, sel telur dan sperma menyatu membentuk
suatu sel tunggal yang berisi 46 kromosom yang masing-masing 23 berasal dari
ibu dan 23 dari pihak ayah.
Pengaruh gen terhadap kepribadian, sebanarnya tidak
secara langsung, karena dipengaruhi gen secara langsung adalah:
a.
kualitas sistem saraf
b.
kesimbangan biokimia tubuh, dan
c.
struktur tubuh.
Lebih lanjut dapat dikemukan bahwa fungsi hereditas dalam
kaitannya dengan perkembangan kepribadian adalah:
a. sebagai sumber bahan mentah (raw materials) kepribadian
seperti fisik, intelegensi dan temperamen.
b. membatasi perkembangan kepribadian (meskipun kondisi
lingkungan sangat kapasitas atau potensi hereditas), dan
c. memengaruhi keunikan kepribadian.
2.
Faktor Lingkungan
Lingkungan adalah segala keseluruhan fenomena yang
dimulai dari dalam kandungan, dan pembelajaran yang didapat dari pengalaman.
Sejak pembuahan samapi saat kelahiran,
lingkungan telah mempengaruhi calon bayi lewat ibunya. Misalnya, kurangnya
kalsium dalam aliran darah sang ibu akan menyebabkan abnormalitas tulang bayi. Faktor
lingkungan yang dibahas pada paparan berikut adalah Lingkungan Eksternal dan
Internal.
Lingkungan eksternal
a.
Kebudayaan
Peraturan daerah setempat dapat mempengaruhi perkembangan
motorik seseorang. Jadi, kebudayaan suatu daerah akan mempengaruhi kepercayaan
adat kebiasaan dan tingkah laku dalam merawat dan mendidik anak. Misalnya ada
daerah yang tidak mengijinkan anak putri naik sepeda, maka tidak akan diberi
pelajaran naik sepeda roda tiga.
b.
Status sosial ekonomi keluarga
Keadaan sosial ekonomi keluarga dapat mempengaruhi pola
asuhan terhadap anak. Misalnya orang tua yang mempunyai pendidikan cukup mudah
menerima dan menerapkan ide-ide utuk pemberian asuhan terhadap anak.
c.
Kesehatan dan gizi
Kesehatan dan gizi yang baik pada awal kehidupan pasca
lahir akan mempercepat perkembangan motorik bayi/anak. Untuk tumbuh kembang,
anak memerlukan nutrisi yang adekuat yang didapat dari makan yang
bergizi.Kekurangan nutrisi dapat diakibatkan karena pemasukan nutrisi yang
kurang baik kualitas maupun kuantitas, aktivitas fisik yang terlalu aktif,
penyakit-penyakit fisik yang menyebabkan nafsu makan berkurang, gangguan
absorpsi usus serata keadaan emosi yang menyebabkan berkurangnya nafsu makan.
d.
Lingkungan fisik suatu daerah
Yaitu lingkungan yang berupa alam, misalnya keadaan
tanah, keadaan musim dan sebagainya. Lingkungan alam yang berbeda akan
memberikan pengaruh yang berbeda pula kepada individu. Misalnya: daerah
pegunungan akan memberikan pengaruh yang lain bila dibandingkan dengan daerah
pantai.
Lingkungan Internal
a.
Inteligensi
Masyarakat umum mengenal inteligensi sebagai istilah yang
menggambarkan kecerdasan, kepintaran,
ataupun kemampuan untuk memecahkan problem yang dihadapi.
b.
Hormon
Ada tiga hormon yang mempengaruhi pertumbuhan anak yaitu:
somatotropin, hormon yang mempengaruhi jumlah sel untuk merangsang sel otak
pada masa pertumbuhan, berkuragnya hormon ini dapat menyebabkan gigantisme;
hormon tiroid, mempengaruhi pertumbuhan, kurangnya hormon ini apat menyebabkan
kreatinisme; hormon gonadotropin, merangsang testosteron dan merangsang
perkembangan seks laki-laki dan memproduksi spermatozoa. Sedangkan estrogen
merangsang perkembangan seks sekunder wanita dan produksi sel telur.kekurangan
hormon gonadotropin ini dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan seks.
c.
Emosi
Hubungan yang hangat dengan orang lain seperti ayah, ibu,
saudara, teman sebaya serta guru akan memberi pengaruh pada perkembangan emosi,
sosial dan intelektual anak. Pada saat anakberinteraksi dengan keluarga maka
kan mempengaruhi interaksi anak di luar rumah. Apabila kebutuhan emosi anak
tidak dapat terpenuhi
3.
Kematangan Tubuh dan Otak
Kematangan tubuh dan otak merupakan terbukanya tahapan
alamiah perubahan fisik dan pola prilaku, termasuk didalamnya kesiapan untuk
menguasai satu kemampuan baru. Seperti berbicara dan berjalan. Seiring
tumbuhnya seorang anak menjadi remaja kemudian dewasa, perbedaan dalam karakter
bawaan dan pengalaman hidup akan berperan lebih besar.
D. Prinsip-Prinsip
Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar
Prinsip
merupakan paduan hasil kegiatan teoretik dan telaah lapangan yang digunakan
sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan (Prayitno, 1997:219).
Berikut ini prinsip-prinsip bimbingan konseling yang diramu dari sejumlah
sumber, sebagai berikut:
- Sikap dan tingkah laku seseorang sebagai pencerminan dari segala kejiwaannya adakah unik dan khas. Keunikan ini memberikan ciri atau merupakan aspek kepribadian seseorang. Prinsip bimbingan adalah memperhatikan keunikan, sikap dan tingkah laku seseorang, dalam memberikan layanan perlu menggunakan cara-cara yang sesuai atau tepat.
- Tiap individu mempunyai perbedaan serta mempunyai berbagai kebutuhan. Oleh karenanya dalam memberikan bimbingan agar dapat efektif perlu memilih teknik-teknik yang sesuai dengan perbedaan dan berbagai kebutuhan individu.
- Bimbingan pada prinsipnya diarahkan pada suatu bantuan yang pada akhirnya orang yang dibantu mampu menghadapi dan mengatasi kesulitannya sendiri.
- Dalam suatu proses bimbingan orang yang dibimbing harus aktif , mempunyai bayak inisiatif. Sehingga proses bimbingan pada prinsipnya berpusat pada orang yang dibimbing.
- Prinsip referal atau pelimpahan dalam bimbingan perlu dilakukan. Ini terjadi apabila ternyata masalah yang timbul tidak dapat diselesaikan oleh sekolah (petugas bimbingan). Untuk menangani masalah tersebut perlu diserahkan kepada petugas atau lembaga lain yang lebih ahli.
- Pada tahap awal dalam bimbingan pada prinsipnya dimulai dengan kegiatan identifikasi kebutuhan dan kesulitan-kesulitan yang dialami individu yang dibimbing.
- Proses bimbingan pada prinsipnya dilaksanakan secara fleksibel sesuai dengan kebutuhan yang dibimbing serta kondisi lingkungan masyarakatnya.
- Program bimbingan dan konseling di sekolah harus sejalan dengan program pendidikan pada sekolah yang bersangkutan. Hal ini merupakan keharusan karena usaha bimbingan mempunyai peran untuk memperlancar jalannya proses pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan.
- Dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah hendaklah dipimpin oleh seorang petugas yang benar-benar memiliki keahlian dalam bidang bimbingan. Di samping itu ia mempunyai kesanggupan bekerja sama dengan petugas-petugas lain yang terlibat.
- Program bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya senantiasa diadakan penilaian secara teratur. Maksud penilaian ini untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan program bimbingan. Prinsip ini sebagai tahap evaluasi dalam layanan bimbingan konseling nampaknya masih sering dilupakan. Padahal sebenarnya tahap evaluasi sangat penting artinya, di samping untuk menilai tingkat keberhasilan juga untuk menyempurnakan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling (Prayitno, 1997:219).
E.
Peran Guru Kelas Dalam Kegiatan Bk di Sekolah Dasar
Implementasi
kegiatan BK dalam pelaksanaannya di tiap kurikulum sangat menentukan
keberhasilan proses belajar-mengajar. Oleh karena itu peranan guru kelas dalam
pelaksanaan kegiatan BK sangat penting dalam rangka mengefektifkan pencapaian
tujuan pembelajaran yang dirumuskan.
Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa ada sembilan
peran guru dalam kegiatan BK, yaitu:
- Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.
- Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran dan lain-lain.
- Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar.
- Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
- Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.
- Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam pendidikan dan pengetahuan.
- Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar.
- Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Faktor-faktor umum yang mempengaruhi terhadap perkembangan, faktor
genetika (hereditas),
faktor lingkungan,
kematangan tubuh dan otak.
Prinsip-Prinsip
Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar (Prayitno, 1997:219).
Berikut ini prinsip-prinsip bimbingan konseling yang diramu dari sejumlah
sumber, sebagai berikut diantaranya:
Sikap dan tingkah laku seseorang sebagai
pencerminan dari segala kejiwaannya adakah unik dan khas, Tiap individu mempunyai perbedaan serta mempunyai
berbagai kebutuhan, bimbingan pada prinsipnya diarahkan pada suatu
bantuan yang pada akhirnya orang yang dibantu mampu menghadapi dan
mengatasi kesulitannya sendiri, dalam suatu proses bimbingan orang yang dibimbing
harus aktif, mempunyai banyak inisiatif. Sehingga proses bimbingan pada
prinsipnya berpusat pada orang yang dibimbing.
Artikel menarik lainnya :
EmoticonEmoticon