Thursday, September 8, 2016

Makalah Indikator Dalam Pengembangan KTSP

Makalah Indikator Dalam Pengembangan KTSP 


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Dalam proses belajar mengajar di dalam kelas dan pada suatu mata pelajaran tertentu pasti mempunyai tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Pencapaian tersebut dapat dicapai dengan merumuskan indikator yang baik. Rumusan indikator yang baik (bagus) tak lepas dari standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dalam sistem kurikulum KTSP sekolah mempunyai hak untuk mengembangkan kurikulum berdasarkan pada standar yang ditentukan oleh kementrian pendidikan nasional (MENDIKNAS), tidak hanya itu sekolah juga mempunyai hak mengembangkan kurikulum dari muatan lokal.
Kurikulum akan tercapai dengan baik jika perumusan silabus dan RPP berjalan dengan baik. Pencapaian RPP dan silabus terletak pada standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sedangkan pencapaian kompetensi dasar dan standar kompetensi terdapat pada indikator. Oleh karena itu, merumuskan indikator merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar mengajar di kelas, jika dalam suatu pembelajaran indikator belum tercapai maka bisa dianggap pembelajaran tersebut gagal.
Dalam makalah kami mencoba untuk mengulas bagaiman cara untuk mengembangkan indikator.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian indikator?
2.      Apa fungsi dan kegunaan indikator?
3.      Bagaimana mekanisme pengembangan indikator?
4.      Bagaimana cara menganalisis karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian indikator?
2.      Untuk mengetahui fungsi dan kegunaan indikator?
3.      Untuk mengetahui mekanisme pengembangan indikator?
4.      Untuk mengetahui cara menganalisis karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah?


BAB II
PEMBAHASAN
  

INDIKATOR DALAM PENGEMBANGAN KTSP
A.    PENGERTIAN
Indikator mcrupakan penanda pencapaian KD yang ditandai perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operational yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan: (1) tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam KD, (2) karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah; dan (3) potensi kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/ daerah.
Dalam mengembangkan petnbelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan indikator, yaitu: (1) Indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sehagai indikator; dan (2) Indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang dikenal sebagai indikator soal. Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi.

B.     FUNGSI INDIKATOR
Indikator memiliki kedudukan yang sangat strategis mengembangkan pencapaian kompetensi berdasarkan SK-KD. Indikator berfungsi sebagai berikut :
1.      Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran. Pengembangan materi pembelajaran harus sesuai dengan indikator yang dikembangkan. Indikator yang dirumuskan secara cermat dapat memberikan arah dalam pengembangan materi pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, potensi dan kebutuhan peserta didik, sekolah, serta lingkungan.
2.      Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran. Desain pembelajaran perlu dirancang secara efektif agar kompetensi dapat dicapai secara maksimal. Pengembangan desain pembelajaran hendaknya sesuai dengan indikator yang dikembangkan, karena indikator dapat memberikan gambaran kegiatan pembelajaran yang efektif untuk mencapai kompetensi. Indikator yang menuntut kompetensi dominan pada aspek prosedural menunjukkan agar kcgiatan pembelajaran dilakukan tidak dengan strategi ekspositori melainkan lebih tepat dengan strategi discovery-inquiry.
3.      Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar Bahan ajar perlu dikembangkan oleh guru guna menunjang pencapaian kompetensi peserta didik. Pemilihan bahan ajar yang efektif harus sesuai tuntutan indikator sehingga dapat meningkatkan pencapaian kompetensi secara maksimal.
4.      Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar Indikator menjadi pedoman dalam merancang, melaksanakan, serta mengeveluasi hasil belajar, Rancangan penilaian memberikan acuan dalam menentukan bentuk dan jenis penilaian, serta pengembangan indikator penilaian. Pengembangan indikator penilaian harus mengacu pada indikator pencapaian yang dikembangkan sesuai dengan tuntutan SK dan KD.

C.    MEKANISME PENGEMBANGAN INDIKATOR
  1. Menganalisis Tingkat Kompetensi dalam Standar Kompetensi dalam Standar Kompetensi Dasar
Langkah pertama pengembangan indikator adalah menganalisis tingkat kompetensi dalam SK dan KD. Hal ini diperlukan untuk memenuhi tuntutan minimal kompetensi yang dijadikan standar secara nasional. Sekolah dapat mengembangkan indikator melebihi standar minimal tersebut.
Tingkat kompetensi dapat dilihat melalui kata kerja operasional yang digunakan dalam SK dan KD. Tingkat kompetensi dapat diklasifikasi dalam tiga bagian, yaitu tingkat pengetahuan. tingkat proses, dan tingkat penerapan. Kata kerja pada tingkat pengetahuan lebih rendah dan pada tingkat proses maupun penerapan. Tingkat penerapan merupakan tuntutan kompetensi paling tinggi yang diinginkan. Klasifikasi tingkat kompetensi berdasarkan kata kerja yang digunakan disajikan dalam Tabel berikut.
 Tabel 1. Tingkat Kompetensi Kata Kerja Operasional
No

Klasifikasi Tingkat Kompetensi
Kata Kerja Operasional yang Digunakan

Berhubungan dengan mencan ketcrangan (dealing with retrieval)
1.      Mendeskripsikan (describe)
2.      Menyebutkan kembali (recall)
3.      Melengkapi (complete)
4.      Mendaftar (list)
5.      Mendefinisikan (define)
6.      Menghitung (count)
7.      Mengidentifikasi (identify)
8.      Menceritakan (recite)
9.      Menamai (name) 

Memproses (processing)
1.       Mensintesis (synthesize)
2.       Mengelompokkan (group)
3.       Menjelaskan (explain)
4.       Mengorganisasikan (organize)
5.      Meneliti/melakukan eksperimen (experiment)
6.       Menganalogikan (make analogies)
7.       Mengurutkan (sequence)
8.       Mengkategorikan (categorize)
9.       Menganalisis (analyze)
10.   Membandingkan (compare)
11.   Mengiclasifikasi (classify)
12.   Menghubungkan (relate)
13.   Membedakan (distinguish)
14.   Mengungkapkan sebab (state causality).
3
Menerapkan dan mengevaluasi
1.      Menerapkan suatu prinsip (applying a principle)
2.      Membuat model (model building)
3.      Mengevaluasi (evaluating)
4.      Merencanakan (planning)
5.      Memperhitungkan/meramal kan kemungkinan (extrapolating)
6.      Memprediksi (predicting)
7.      Menduga/Mengemukakan pcndapatl mengambil kesimpulan (inferring)
8.      Meramalkan kejadian alam/sesuatu (forecasting)
9.      Menggeneralisasikan (generalizing)
10.  Mempertimbangkan /mcmikirkan kemungk inan-kemungkinan (speculating)
11.  Membayangkan /mengkhayalkan/ mengimajinasikan (Imagining)
12.  Merancang (designing)
13.  Menciptakan (creating)
14.  Menduga/membuat dugaan/ kesimpulan awal (hypothezing)

Selain tingkat kompetensi, penggunaan kata kerja menunjukan penekanan aspek yang diinginkan, mencakup: sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pengembangan indikator harus mengakomodasi kompetensi sesuai tendensi yang digunakan SK dan KD. Aka aspek keterampilan lebih menonjol, maka indikator yang dirumuskan harus mencapai kemampuan keterampilan yang diinginkan. Klasifikasi kata kerja berdasarkan aspek kognitif, Afektif dan Psikomotorik disajikan dalam Tabel 2, 3, dan 4.
Tabel 2 : Kata Kerja Ranah Kognitif

Pengetahuan
Pemahaman
Penerapan
Analisis
Sintesis
Penilaian






Memproyeksi




Tabel 3. Kata Kerja Ranah Afektif
Menerima
Menanggapi
Menilai
Mengelola
Menghayati
Memilih
Mempertanyakan
Mengikuti
Memberi
Menganut
Mematuhi
Meminati

Menjawab
Membantu
Mengajukan
Mengompromikan
Menyenangi
Menyambut
Mendukung
Menyetujui
Menampilkan
Melaporkan
Memilih
Mengatakan
Menolak

Mengasumsikan
Meyakini
Melengkapi
Meyakinkan
Memperjelas
Memprakarsai
Mengimani
Mengundang
Menggabungkan
Memperjelas
Mengusulkan
Menekankan
Menyumbang

Menganut
Mengubah
Menata
Mengklasifikasikan
Menombinasikan
Mempertahankan
Membangun
Mengelola
Menegisasikan
Merembuk

Mengubah perilaku
Berakhlak mulia
Mempengaruhi
Mendengarkan
Mengkualifikasikan
Melayani
Menunjukkan
Membuktikan
Memecahkan



Tabel 4. Kata Kerja Ranah Psikomotorik
Menirukan
Memanipulasi
Pengalamiahan
Artikulasi
Mengaktifkan
Meneysuaikan
Menggabungkan
Meramal
Mengatur
Mengumpulkan
Menimbang
Memperkecil
Membangun
Mengubah
Memposisikan
Mengkonstruksi

Mengoreksi
Mendemonstrasikan
Merancang
Memilah
Melatih
Memperbaiki
Mengidentifikasikan
Mengisi
Menempatkan
Membuat
Memanipulasi
Mencampur

Mengalihkan
Menggantikan
Memutar
Mengirim
Memindahkan
Mendorong
Menarik
Memproduksi
Mencampur
Mengoperasikan
Mengemas
Membungkus

Mengalihkan
Mempertajam
Membentuk
Memadankan
Menggunakan
Memulai
Menyetir
Menjeniskan
Menempel
Mensekta
Melonggarkan
Menimbang


D.    MENGANALISIS KARAKTERISTIK MATA PELAJARAN, PESERTA DIDIK, DAN SEKOLAH

Pengembangan indikator mempertimbangkan karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah karena indikator menjadi acuan dalam penilaian. Sesuai Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005, karakteristik penilaian kelompok mmata pelajaran adalah sebagai berikut :
Tabel 5. Kelompok Mata Pelajaran dan Aspek yang dinilai
Kelompok Mata Pelajaran
Mata Pelajaran
Aspek yang Dinilai
Agama dan Akhlak Mulia
Pendidikan Agama
Afektif dan Kognitif
Kewarganegaraan dan Kepribadian
Pendidikan Kewarneragaan
Afektif dan Kognitif
Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Penjas Orkes
Psikomotorik, Afektif, dan Kognitif
Estetika
Seni Budaya
Afektif dan Psikomotorik
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Matematika, IPA, IPS, Bahasa, dan TIK
Afektif, Kognitif, dan/atau Psikomotorik sesuai karakter mata pelajaran

Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tertentu membedakan dari mata pelajaran lainnya. Perbedaan ini menjadi pertimbangan penting dalam mengembangkan indikator. Karakteristik mata pelajaran bahasa yang terdiri dari aspek mendengar, membaca, berbicara dan menulis sangat berbeda dengan mata pelajaran matematika yang dominan pada aspek analisis logis. Guru harus melakukan kajian mendalam mengenai karakteristik mata pelajaran sebagai acuan mengembangkan indikator. Karakteristik mata pelajaran dapat dikaji pada dokumen standar isi mengenai tujuan, ruang lingkup dan SK serta masing-masing mata pelajaran.
Pengembangkan indikator memerlukan informasi karakteristik pcsc didik yang unik dan beragam. Peserta didik memiliki keragaman dalam intelegensi dan gaya belajar. Oleh karena itu indikator selayaknya mampu mengakomodir keragaman tersebut. Peserta didik dengan karakteristik unik visual-verbal atau psiko-kinestetik selayaknya diakomodir dengan penilaiag yang sesuai sehingga kompetensi siswa dapat terukur secara proporsional. Sebagai contoh dalam mata pelajaran fisika terdapat indikator sebagai berikut:
1.      Membuat model atom Thomson, Rutherford, dan Niels Bohr dengan menggunakan bahan kertas, steroform, atau lilin mainan.
2.      Memvisualisasikan perbedaan model atom Thomson, Rutherford, dan Niels Bohr. Indikator pertama tidak mengakomodir keragaman karakteristik peserta didik karena siswa dengan intelegensi dan gaya belajar visual dapat mengekspresikan melalui CM lain, misalnya melalui lukisan atau puisi.
Karakteristik sekolah dan daerah menjadi acuan dalam pengem indikator karena target pencapaian sekolah tidak sama. Sekolah kategori tertentu yang melebihi standar minimal dapat mengembangkan indikator lebih tinggi. Termasuk sekolah bertaraf internasional dapat mengembangkan indikator dan SK dan KD dengan mengkaji tuntutan kompetensi sesuai rujuk standar internasional yang digunakan. Sekolah dengan keunggulan tertentu juga menjadi pertimbangan dalam mengembangkan indikator.



BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Indikator adalah perilaku yang dapat diukur dan atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Adapun fungsi indikator adalah: (1) Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran, (2) Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran, (3) Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar, (4) Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar. Komponen-komponen Indikator adalah Audience, behavior, condition, degree. Langkah-langkah dalam mengembangan Indikator adalah sebagai berikut: (1) Menganalisis Tingkat Kompetensi dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, (2) Menganalisis Karakteristik Mata Pelajaran, Peserta Didik, dan Sekolah, (3) Menganalisis Kebutuhan dan Potensi, (4) Merumuskan Indikator, (5) Mengembangkan Indikator Penilaian .



DAFTAR PUSTAKA

Hasnawati. 2012. Perencanaan Pembelajaran. Bukittinggi: ISBN

1 comments so far

This comment has been removed by a blog administrator.


EmoticonEmoticon