Wednesday, April 19, 2017

CONTOH KTI (KARYA TULIS ILMIAH) SMA BAHASA INDONESIA KELAS XI

Menurut Eko Susilo, M.– Artikel yang diperoleh sesuai dengan sifat ilmiah dan didasarkan pada observasi, evaluasi, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan bahasa bersantun dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya / keilmiahannya. Beberapa karya tulis ilmiah adalah seperti makalah, laporan laboratorium, dan tesis (tesis).

Berikut adalah contoh KTI (Karya Tulis Ilmiah).

TUGAS 
PENELITIAN ILMIAH
TANAMAN PISANG DAN PEMANFAATANYA



Disusun Oleh :

1. DAVID GINOLA
2. DINA NOVITA SARI
3. NENENG HARTO JALI
4. YOGA TRI PUTRA RIZKI




Kelas : XI IPS 4


Guru Pembimbing:



SMA NEGERI 2 SUNGAI LIMAU
TAHUN PELAJARAN 2016/2017






KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga mampu menyelesaikan tugas Penelitian Ilmiah ini.


Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan selalu memberi dukungan, mereka adalah :

1. Guru mata pelajaan Bahasa Indonesia yang telah memberikan bimbingan serta arahan dalam mengerjakan makalah ini.
2. Teman-teman yang telah memberikan dukungan serta bantuan.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan makalah ini.

Makalah ini berisi penjelasan tentang manfaat tanaman pisang untuk kebutuhan masyarakat.

Kami sadar bahwa kesempurnaan hanyalah milik Yang Maha Sempurna, tetapi usaha maksimal telah kami lakukan dalam penulisan makalah ini. Kritik dan saran akan kami terima dengan tangan terbuka. Kami berharap, semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Serta dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya.


Sungai Sirah, April 2017



Penyusun



DAFTAR ISI

Halaman judul ………………………………………………………………..
Kata pengantar …………………………………………………………….....
Daftar isi ……………………………………………………………………...

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Batasan Masalah
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Tujuan Peneleitian

BAB II HASIL PENELITIAN DAN POKOK-POKOK PENELITIAN
2.1 Masalah yang diteliti
2.2 Orang yang Meneliti
2.3 Waktu Penelitian
2.4 Sebab Penelitian
2.5 Proses Penelitian
2.6 Hasil Penelitian

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………
3.2 Saran …………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 





BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna raksasa berdaun besar memanjang dari suku Musaceae. Tanaman pisang termasuk dalam golongan terna monokotil tahunan berbentuk pohon tersusun atas batang semu. Batang semu ini merupakan tumpukan pelepah daun yang tersusun secara rapat teratur. 

Pisang mempunyai kandungan gizi sangat baik, antara lain menyediakan energi cukup tinggi dibandingkan dengan buah-buahan lain. Pisang kaya mineral seperti kalium, magnesium, fosfor, besi, dan kalsium. Pisang juga mengandung vitamin, yaitu C, B kompleks, B6, dan serotonin yang aktif sebagai neurotransmitter dalam kelancaran fungsi otak. Pisang dapat digunakan bagi ibu hamil, untuk penyakit usus dan perut. Bagi luka bakar, bagi kecantikan,bagi Diabetes Melitus, pada pendarahan rahim, merapatkan vagina, Ambein, Cacar Air, Tenggorokan Bengkan dan sakit kuning atau lever. Namun masih banyak orang yang tahu akan tanaman yang kaya akan khasiat bagi kesehatan tubuh ini. 

1.2 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini kami memfokuskan pada taksonomi, morfologi, dan cara memanfaatkan tanaman pisang.

1.3 Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, yang menjadi permasalahan dalam makalah ini yaitu:
1. Bagaimana taksonomi tanaman pisang?
2. Bagaimana morfologi tanaman pisang?
3. Bagaimana memanfaatkan tanaman pisang?

1.4 Tujuan Peneleitian
Tujuan dibuatnya karya ilmiah penelitian ini yaitu untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia agar dapat lebih memahami dan mengetahui mengenai pemanfaatan hasil tanaman pada komoditi tanaman pisang yang sudah ada di masyarakat.




BAB II
HASIL PENELITIAN DAN POKOK-POKOK PENELITIAN


2.1 Masalah yang diteliti
Kami dari kelompok melakukan penelitian tanaman pisang dan manfaatnya yaitu tentang apa saja struktur dan ciri-ciri serta kandungan dalam tanaman pisang hingga cara bagaimana cara mengolah tanaman pisang agar menjadi benda yang produktif.

2.2 Orang yang Meneliti
Karya tulis ilmiah yang berisi penelitian tentang Tanaman Kelapa dan Manfaatnya dilakukan oleh kelompok :

1. David Ginola
2. Dina Novita Sari
3. Neneng Harto Jali
4. Yoga Tri Putri Rizki

2.3 Waktu Penelitian
Kami melakukan penelitian ini dimulai dari tanggal 30 Maret – 20 April 2017. Kami mulai mengangkat topik tentang tanaman Pisang pada hari Kamis, 30 Maret 2017. Selanjutnya, melakukan penelitian tentang ciri dan struktur tanaman pisang. 1-10 April 2017.

Setelah melakukan penelitian secara umum selanjutnya kami melakukan penelitian secara terperinci mulai dari buah sampai akar tanaman pisang beserta cara mengolah dan memanfaatkannya tangal 11-20 April 2017.

2.4 Sebab Penelitian
Karena tanaman pisang sangat banyak tumbuh dan berkembang di lingkungan sekitar tempat kami tinggal. Oleh karena itu, kami bisa dengan mudah untuk mengamati bagaimana ciri-ciri dan struktur dari tanaman pisang serta manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

Supaya masyarakat disekitar terutama yang pengalamanya tentang tanaman kelapa yang masih kurang supaya bisa mengetahui berbagai manfaat yang sebenarnya dari tanaman pisang.

2.5 Proses Penelitian
Karena tanaman pisang sangat banyak dilikungan kami. Kami melakukan penelitian secara langsung dan mengambil bahan petunjuk yang bersumber dari pengalaman-pengalaman masyarakat, buku bacaan, dan dari kemajuan ilmu pengetahuan tekonologi terutama internet.

Kami juga melakukan wawancara dengan tokoh masyarakat yang cukup berpengalaman tentang tanaman pisang. Disinilah kami mendapatkan sumber tentang tanaman kelapa dari pengalaman masyarakat.

2.6 Hasil Penelitian

A. Deskripsi Tanaman Pisang
Tumbuhan pisang berasal dari Asia dan tersebar di Spanyol, Itali, Indonesia, Amerika dan bagian dunia yang lain. Tumbuhan pisang menyukai daerah alam terbuka yang cukup sinar matahari , cocok tumbuh didataran rendah sampai pada ketinggian 1000 meter lebih diatas permukaan laut. Pada dasarnya tanaman pisang merupakan tumbuhan yang tidak memiliki batang sejati. Batang pohonnya terbentuk dari perkembangan dan pertumbuhan pelepah pelepah yang mengelilingi poros lunak panjang, Batang pisang yang sebenarnya terdapat pada bonggol yang tersembunyi di dalam tanah. Percabagan tanaman bertipe simpodial dengan meristem ujung memanjang dan membentuk bunga lalu buah. Bagian bawah batang pisang menggembung berupa umbi yang disebut bonggol, pucuk lateral (sucker) muncul dari kuncup pada bonggol yang selanjutnya tumbuh menjadi tanaman pisang. Buah pisang umumnya tidak berbiji/ bersifat partenokarpi.

B. Taksonomi Tanaman Pisang
Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), buah pisang diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotiledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Species : Musa paradisiaca

C. Morfologi Tanaman Pisang
Gambar 2.1 Tanaman Pisang yang sudah berbuah
Morfologi tanaman pisang untuk setiap organnya: 

1. Akar 
Sistem perakaran yang berada pada tanaman pisang umumnya keluar dan tumbuh dari bongo (corm) bagian samping dan bagian bawah, berakar serabut, dan tidak memiliki akar tunggang. Pertumbuhan akar pada umumnya berkelompok menuju arah samping di bawah permukaan tanah dan mengarah ke dalam tanah mencapai sepanjang 4-5 meter. Walaupun demikian, daya jangkau akar hanya menembus pada kedalaman tanah antara 150-200 cm. 

2. Batang 
Batang psaing dibedakan menjadi dua macam yaitu batang asli yang disebut bongo dan batang semu atau juga batang palsu. Bongol berada di pangkal batang semu dan berada di bawah permukaan tanah serta memiliki banyak mata tunas yang merupakan calon anakan tanaman pisang dan merupakan tempat tumbuhnya akar. Batang semu tersusun atas pelepah-pelapah daun yang saling menutupi, tumbuh tegak dan kokoh, serta berada di atas permukaan tanah. 

3. Daun 
Bentuk daun pisang pada umumnya panjang, lonjong, dengan lebar yang tidak sama, bagian ujung daun tumpul, dan tepinya tersusun rata. Letak daun terpencar dan tersusun dalam tangkai yang berukuran relatif panjang dengan helai daun yang mudah robek. 

4. Bunga 
Bunga pisang atau yang sering disebut dengan jantung pisang keluar dari ujung batang. Susunan bunga tersusun atas daun-daun pelindung yang saling menutupi dan bunga-bunganya terletak pada tiap ketiak di antara daun pelindng dan membentuk sisir. Bunga pisang termasuk bunga berumah satu. letak bunga betina di bagian pangkal, sedangkan letak bunga jantan berada di tengah. Bunga sempurnya yang terdiri atas bunga jantan dan bunga betina berada di bagian ujung. 

5. Buah 
Buah pisang tersusun dalam tandan tiap tandan terdiri atas beberapa sisir dan tiap sisir terdapat 6-22 buah pisang tergantung varietasnya. Buah pisang umumnya tidak berbiji dan bersifat triploid. Kecuali pada pisang kluthuk yang bersifat diploid dan memiliki biji. Proses pembuahan tanpa adanya biji disebut dengan partenokarpi. Ukuran buah pisang bervariasi tergantung pada varietasnya. Panjang antara 10-18 cm dengan ukuran diameter sekitar 2,5-4,5 cm. Buah berlinggir 3-5 alur, bengkok dengan ujung meruncing atau membentuk leher botol. Daging buah tebal dan lunak, kulit buah yang masih muda berwarna hijau dan ketika tua berubah menjadi kuning dan strukturnya bisa tebal dan tipis juga tergantung dari varietas pisangnya. 

D. Panen Tanaman Pisang

a. Ciri dan Umur Panen
Pada umur 1 tahun rata-rata pisang sudah berbuah. Saat panen ditentukan oleh umur buah dan bentuk buah. Ciri khas panen adalah mengeringnya daun bendera. Buah yang cukup umur untuk dipanen berumur 80-100 hari dengan siku-siku buah yang masih jelas sampai hampir bulat. Penentuan umur panen harus didasarkan pada jumlah waktu yang diperlukan untuk pengangkutan buah ke daerah penjualan sehingga buah tidak terlalu matang saat sampai di tangan konsumen. Sedikitnya buah pisang masih tahan disimpan 10 hari setelah diterima konsumen.


b. Cara Panen
Buah pisang dipanen bersama-sama dengan tandannya. Panjang tandan yang diambil adalah 30 cm dari pangkal sisir paling atas. Gunakan pisau yang tajam dan bersih waktu memotong tandan. Tandan pisang disimpan dalam posisi terbalik supaya getah dari bekas potongan menetes ke bawah tanpa mengotori buah. Dengan posisi ini buah pisang terhindar dari luka yang dapat diakibatkan oleh pergesekan buah dengan tanah.

Setelah itu batang pisang dipotong hingga umbi batangnya dihilangkan sama sekali. Jika tersedia tenaga kerja, batang pisang bisa saja dipotong sampai setinggi 1 m dari permukaan tanah. Penyisaan batang dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan tunas. Pada perkebunan pisang yang cukup luas, panen dapat dilakukan 3-10 hari sekali tergantung pengaturan jumlah tanaman produktif.

Belum ada standard produksi pisang di Indonesia, di sentra pisang dunia produksi 28 ton/ha/tahun hanya ekonomis untuk perkebunan skala rumah tangga. Untuk perkebunan kecil (10-30 ha) dan perkebunan besar (> 30 ha), produksi yang ekonomis harus mencapai sedikitnya 46 ton/ha/tahun.

E. Pemanfaatan Hasil Pada Tanaman Pisang
Pisang adalah buah yang sangat bergizi yang merupakan sumber vitamin, mineral dan juga karbohidrat. Pisang dijadikan buah meja, sale pisang, pure pisang dan tepung pisang. Kulit pisang dapat dimanfaatkan untuk membuat cuka melalui proses fermentasi alkohol dan asam cuka. Daun pisang dipakai sebagi pembungkus berbagai macam makanan trandisional Indonesia.

1. Reuse
Contoh penanganan limbah pisang dengan cara guna ulang (Reuse) ialah
a. Kulit Pisang Ambon Bisa Digunakan Untuk Pengobatan. Pisang ambon sangat bermanfaat bagi tubuh kita. Selain mengandung vitamin C, pisang ambon juga mengandung serat tinggi yang berfungsi melancarkan saluran pencernaaan, sehingga buang air besar pun jadi lancar. Ternyata, selain buahnya, kulit pisang ambon pun berguna untuk mengobati bercak-bercak hitam agak kasar ( misalnya bekas cacar) pada kulit. Caranya, gosokkan kulit pisang ambon bagian dalam pada kulit yang terdapat bekas cacar. Biarkan beberapa saat, setelah itu cuci dengan air hangat. Lakukan cara ini secara rutin dan penuh kesabaran. Hasilnya, kulit akan kembali mulus seperti sediakala.

b. Bonggol pisang untuk obat dan makanan Air bonggol pisang kepok dan klutuk juga diketahui dapat dijadikan obat untuk menyembuhkan penyakit disentri, pendarahan usus, obat kumur serta untuk memperbaiki pertumbuhan dan menghitamkan rambut. Sedangkan untuk makanan, bonggol pisang dapat diolah menjadi penganan, seperti urap dan lalapan.

c. Batang Pisang yang dijadikan pakan ternak Batang pisang yang tidak dipakai biasanya langsung dibuang atau untuk menahan laju air tapi selain itu batang pisang juga bisa digunakan untuk pakan ternak karena kandungan yang terkandung di dalam batang pisang dapat meningkatkan gizi pada ternak tersebut sehingga akan meningkatkan kualitas dari ternak tersebut.

2. Recycle
Contoh penanganan limbah pisang dengan cara daur ulang (recycle) ialah
a. Cuka Kulit Pisang
Mula-mula kumpulkan kulit pisang sebanyak 100 kg dan lakukan proses produksi selama 4-5 minggu. Kebutuhan bahan-bahan lain mencakup: 20 kg gula pasir, 120 gr ammonium sulfit (NH4)2S03, 0,5 kg ragi roti (Saccharomyces cerevisiae) dan 25 liter induk cuka (Acetobacter aceti).

Cara membuatnya, kulit pisang dipotong-potong atau dicacah, lalu direbus dengan air sebanyak 150 liter. Saring dengan kain dalam stoples. Berdasarkan uji lapangan, bahan awal kulit pisang yang direbus itu akan menghasilkan cairan kulit pisang kira-kira 135 liter, bagian yang hilang 7,5 kg, dan sisa bahan padat sekitar 112,5 kg. Setelah disaring ke stoples, cairan kulit pisang ini perlu ditambah ammonium sulfit dan gula pasir. Langkah berikut, didinginkan dan tambahkan ragi roti. Biarkan fermentasi berlangsung satu minggu. Hasilnya disaring lagi. Dari 135 liter cairan kulit pisang setelah difermentasi dan disaring menjadi 130 liter larutan beralkohol, dan lima liter produk yang tidak terpakai. Pada larutan beralkohol itu ditambahkan induk cuka, dan biarkan fermentasi berlangsung selama tiga minggu.

Hasil fermentasi larutan beralkohol dididihkan. Dalam kondisi masih panas, cuka pisang dimasukkan ke dalam botol plastik. Lalu segera ditutup dan disimpan dalam temperatur kamar. Biasanya pemasaran cuka pisang dikemas dalam plastik berukuran 40 ml, 60 ml, atau 80 ml. Jika dihitung, dari 100 kg kulit pisang akan diperoleh sekitar 120 liter cuka pisang. 

b. Nata dari Kulit Pisang
Penelitian yang dilakukan Das Salirawati MSi, Eddy Sulistyowati Apt MS, dan Retno Arianingrum MSi yang semuanya adalah dosen Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam adalah bukan dilakukan pada buahnya, tetapi pada kulitnya. Penelitian ini sukses menjadikan kulit pisang-yang selama ini lebih banyak dibuang-menjadi nata.

Nata adalah serat yang berbentuk seperti gel yang dibuat dengan memanfaatkan kerja bakteri Acetobacter xylinum. Proses pembuatan nata kulit pisang yang pertama adalah mengerok kulit bagian dalam buah pisang. Hasil kerokan itu kemudian diblender dan dicampur air bersih dengan perbandingan 1 : 2, lalu disaring guna mendapatkan air perasan. Setelah itu ditambahkan asam cuka biasa dengan ukuran 4-5 persen dari volume air perasan. Jika menggunakan asam cuka absolut maka cukup 0,8 persen. Ditambahkan juga pupuk ZA sebanyak 0,8 persen dari larutan, dan gula pasir sebanyak 10 persen. Bahan-bahan tersebut dicampurkan untuk kemudian dipanaskan sampai mendidih. Asam cuka dan pupuk ZA berfungsi untuk media hidup bagi bakteri Acetobacter xylinum. Bakteri ini membutuhkan nitrogen dari pupuk ZA dan keasaman dari cuka. Acetobacter xylinum inilah yang nanti akan membentuk nata.

Setelah mendidih lalu dituangkan dalam cetakan-cetakan. Dengan ketinggian cairan adonan lebih kurang 2-3 cm di setiap cetakan. Setelah dingin, dimasukkan bakteri Acetobacter xylinum-yang bisa dibeli dalam bentuk cairan-sebanyak 10 persen dari campuran. Sebelum memasukkan bakteri, adonan harus benar-benar dingin, sebab kalau masih panas bakteri akan mati. Setelah itu, cetakan ditutup dengan kertas koran. Ini supaya udara tetap bisa masuk melalui pori-pori kertas. Setelah dua minggu, cetakan baru boleh dibuka. Adonan pun akan berubah menjadi berbentuk gel. Nata lalu diiris-iris, dicuci, dan diperas sampai kering. Untuk selanjutnya direbus lagi dengan air lebih kurang dua kali rebusan. Ini berfungsi untuk menghilangkan aroma asam cuka. Setelah selesai, nata bisa dicampur dengan sirop atau gula sesuai selera. Campuran rasa diperlukan karena nata berasa tawar. Diketahui dari 100 gram nata kulit pisang mengandung protein sebanyak 12 mg.

c. Keripik Bonggol Pisang
Kebutuhan bahan untuk membuat keripik bonggol pisang terdiri atas bonggol pisang, natrium bisulfit, garam, bawang merah, bawang putih, minyak goreng, merica, dan air. Sedangkan piranti yang mesti disiapkan adalah pisau, baskom, wajan, ember, kompor, talenan, dan alat penunjang lainnya.

Cara membuatnya, ambil bonggol pisang, lalu kupas kulit luarnya, dan dicuci dengan air bersih. Bonggol diiris menjadi irisan-irisan tipis sekitar 0,5 cm. Irisan bonggol direndam dalam larutan natrium bisulfit satu persen selama 2-3 menit (Pedomannya: 1 gram natrium bisulfit dicairkan ke dalam 1 liter air). Setelah direndam, irisan bonggol ditiriskan. Selanjutnya, bumbu-bumbu ditumbuk sampai halus, lalu dimasukkan ke dalam baskom dan tambahkan sedikit air. Rendam irisan bonggol dalam baskom yang berisi bumbu, lalu diaduk sampai rata, dan biarkan sekitar 5-10 menit agar bumbunya meresap. Irisan bonggol yang telah dibumbui itu digoreng, sambil dibolak-balik hingga kematangan merata. Angkat dan tiriskan. Akhirnya, jadilah keripik bonggol pisang yang dikemas dalam kantong plastik.

3. Reduce
a. Daun pisang sebagai pembungkus makanan
Daun pisang digunakan untuk membungkus makanan karena dengan membungkus makanan dengan menggunakan daun pisang akan menambah cita rasa dalam makanan tersebut contoh bahan makanan yang sering menggunakan daun pisang sebagai pembungkus adalah tempe. Selain itu daun pisang juga oleh masyarakan (sekitar tahun 1945) biasa digunakan untuk membungkus rokok Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan daun pisang sebagai pembungkus makanan akan mengurangi penggunaan plastik yang tidak ramah lingkungan karena yang sudah kita ketahui bahwa plastic tidak bisa terurai dan akan berdampak pada pemanasan global.

b. Kulit pisang untuk semir sepatu
Bagian dalam dari kulit pisang mengandung potassium yang merupakan bahan penting yang terdapat dalam semir sepatu yang ada di pasaran. Setelah menggunakan kulit pisang untuk menyemir sepatu, bersihkan sisa kulit buah yang mengandung vitamin C, B komplek dan B6 itu dengan menggunakan lap berbahan halus. Kandungan minyak yang terdapat dalam pisang akan melembutkan serta mengawetkan kulit sepatu Dengan menggunakan kulit pisang kita dapat mengurangi pemakaian semir sepatu yang bahannya tidak alami yang lama kelamaan akan mengurangi kualitas dari sepatu itu dan selain itu dengan mengguanakan kulit pisang kita bisa mengurangi biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli semir sepatu. Dengan memanfaatkan limbah pisang sebagai bahan-bahan yang akan meningkatkan nilai tambah dari limbah tersebut maka kita juga akan mengefisienkan biaya dan energy. 

Contoh dari pengefisienan biaya adalah dengan menggunakan kulit pisang sebagai semir sepatu. Dengan menggunakan kulit pisang sebagai penggati dari semir sepatu kita bisa mengurangi biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli semir sepatu, dengan membeli pisang kita bisa mendapatkan dua keuntungan yaitu buah pisang yang mengandung banyak vitamin dan kulit pisang yang bisa dibuat semir sepatu. Sedangkan contoh untuk pengefisienan energy adalah dengan menggunakan daun pisang sebagai pembungkus makanan, dengan menggunakan daun pisang kita bisa menghemat energy yang keluar dari plastic yang sering digunakan karena dengan menggunakan plastic sebagai pembungkus makanan akan mengakibatkan pemanasan global. Dengan memanfaatkan limbah pisang sebagai produk baru maka akan meningkatkan nilai tambah dari limbah tersebut. Dan akan meningkatkan nilai jual dari limbah yang tadinya tidak berguna jadi berguna.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hasil utama dari tanaman pisang ialah buahnya. Selain buah pisang, hampir seluruh bagian pisang bisa dimanfaatkan. Seperti organ target daun banyak digunakan untuk pembungkus, batang pisang dimanfaatkan menjadi kerajinan tangan maupun sebagai obat dan makanan(keripik), limbah kulit pisang bisa dijadikan tepung untuk membuat roti,sumber energi(listrik) , bahan obat dan makanan, dan untuk menyemir sepatu , jantung pisang diolah menjadi makan sehat (dendeng dan abon). Sementara Banyak olahan dari buah pisang diantaranya bisa dimakan langsung, diolah menjadi keripik pisang, sale pisang, goreng pisang, pisang molen, jadi isian untuk roti. Semua itu tergantung kekreatifan kita untuk mengolah organ-organ target yang terdapat pada tanaman pisang.

3.2 Saran
Apa yang terkandung dalam isi makalah ini bukan semata pemikiran penulis, tetapi penulis ambil dari berbagai macam referensi yang selanjutnya penulis rangkum untuk menyelesaikan tugas ini, penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih sangat banyak terdapat kekurangan baik itu dari segi penulisan maupun bahasa, maka daripada itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk mendorong penulis dalam pembuatan tugas selanjutnya ke arah yang lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA

Arintadisatra, S. 1997. Kebijakan dan Kendala Pengembangan Produksi buah-buahan Makalah disajikan pada lokakarya Pengembangan Agribisnis Buah-buahan di Indonesia, tanggal 5 Pebruari 1997.

Dalam Majalah Trubus No. 329. Tahun XXVIII-April 1997. Yayasan sosial Tani Membangun, Jakarta.

http://dokumen.tips/documents/makalahpemanfaatan-buah-pisang2.html diakses 01 April 2017


1 comments so far


EmoticonEmoticon